Senin, 19 Januari 2015

Sosok 5

Sosok 19 January 2015
Pelestari Hutan di Tepi Danau Maninjau
OLEH Ismail Zakaria
Nazirudin, seorang panutan yang telah bekerja keras melestarikan hutan nagari yang menjadi kampung halamannya, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Berawal dari tempat tinggalnya di Jakarta akan minimnya pohon yang membuat Nazirudin mengingat kampung halamannya, dengan memegang teguh falsafah orang Minangkabau yaitu “Alam Takambang Jadi Guru atau alam dengan segala fenomenanya adalah guru”
Setelah memutuskan menjadi wali nagari pada akhir tahun 2009, Nazarudin baru dilantik sekitar tahun 2011pada pemilihan ulang karena banyak pihak yang tidak menyetujui perilaku terpuji Nazarudin. Dihadapkan pada keadaan masyarakat setempat yang menebang pohon seenaknya, Nazarudin kembali memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Sebagai sebuah nagari, Koto Malintang memiliki penataan ruang yang baik. Bagian hulu hutan dibiarkan menjadi kawasan lindung (Suaka Alam Maninjau Utara Selatan). Selanjutnya bagian tengah dijadikan kawasan penyangga berupa hutan nagari atau parak. Adapun bagian hilir dijadikan daerah pengembangan pertanian seperti persawahan, kolam ikan, jala apung, hingga pemanfaatan lain, yakni keramba jaring apung di Danau Maninjau.
Dengan tata ruang seperti itu, jika penebangan pohon terus dibiarkan, hutan nagari di Koto Malintang seluas 350 hektar, yang sekaligus menjadi penyangga kawasan lindung seluas 22.000 hektar di atasnya, akan hilang. Jika itu terjadi, dampak yang paling besar adalah hilangnya sumber air yang diperuntukkan tidak hanya untuk keseharian 3.785 warga, tetapi juga lahan persawahan hingga Danau Maninjau
Memudarnya kearifan lokal yang secara turun-temurun diwariskan, membuat Nazarudin percaya bahwa dengan mengembalikan kearifan lokal bisa mengurangi dampak kerusakan hutan yang lebih buruk, contohnya untuk bisa memotong satu pohon saja, seseorang harus mendapatkan izin dari enam orang, yakni perempuan, paman, mamak tunganai (kepala waris laki-laki), kepala jorong, ketua Kerapatan Adat Nagari, dan wali nagari, dan Setiap warga yang hendak menikah diharuskan menanam tiga batang pohon sebelum akad nikah. Dengan terlaksananya ini menjadikan hutan terbebas dari longsor dan banjir.

Keberhasilan Nazirudin mendapat apresiasi dengan meraih Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan pada tahun 2013. Selain itu memperkuat kearifan lokal sebagai bagian utama dalam melestarikan hutan di Nagari Koto Malintang serta meraih juara pertama Wana Lestari 2014 kategori desa peduli kehutanan, yang diserahkan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.